SURAT UNTUK PEMIMPIN NEGERI

Selasa, 22 April 2014

Kepada Yth,

Pemimpin Negara Indonesia

Suratku ini teruntuk Pemimpin Negara Republik Indonesia. Tanpa mengurangi rasa hormat

saya kepada Bapak Negara, saya ingin mengutarakan aspirasi saya untuk harmonisasi Negara.

Saya  akui,  menjadi  pemimpin  sebuah  Negara  besar  yang  memiliki  berbagai  masalah

didalamnya, seperti Indonesia  bukanlah  hal  yang mudah,  bukan  pula  tugas  yang ringan.  Hanya

orang  yang  memiliki  jiwa  pemimpin  terbaik  yang  terpilih  untuk  mengemban  tugas  sebagai

Pemimpin Negara. Semua pikiran, waktu dan tenaga hingga semua yang Bapak miliki sepertinya

akan terkerahkan untuk menjalankan tugas sebagai Pemimpin Negara. Bapak yang kini menjadi

milik  kami  para  rakyat.  Izinkanlah  saya  untuk  mengutarakan  sedikit  aspirasi  terhadap  Negara

tercinta Indonesia.

Terkait  harmonisasi  Negara  sepertinya  kita  masih  dihadapkan  oleh  banyak  persoalan.

Sebagai contoh adalah ketidakharmonisan hukum yang seakan­akan sangat mudah untuk diperjual

belikan.  Bukankah  suatu  Negara  akan  dihormati  dimata  dunia  ketika  suatu  Negara  tersebut

memiliki hukum yang ditegakan dengan tegas?

Penerapan  undang­undang  yang  hingga  saat  ini  menjadi  dasar  untuk  menjerat seseorang

kedalam  hukum,  juga  tidak  bisa  dianggap  paling  adil  untuk  mengadili  seseorang.  Meskipun

demikian, UUD sangat penting untuk menentukan suatu hal yang berkaitan dengan hukum.

Sejatinya pada surat ini saya menyampaikan keadaan nyata yang terjadi bahwa hukum masih

belum  bisa  adil,  ketika  hukum  bisa  diperjual  belikan.  Hal  ini  menegaskan  hanya  orang  yang

mampu  dalam  golongan  kalangan  kelas  atas saja  hukum  berpihak.  Bapak, saya sebagai  rakyat

hanya menginginkan  janji  yang  telah  terucap, seperti    peningkatan  kesejahteraan,  keadilan,  dan

semua yang berkaitan dengan kemajuan dan kebahagiaan Negara, menjadi nyata. Dengan janji itu

pula Bapak dipilih. Oleh karenanya saya sebagai salah satu rakyat sekedar mengingatkan kembali

tujuan Bapak memimpin Negara ini. Bahwa masih  banyak  persoalan tentang hukum yang harus

serius untuk dibenahi dan diselesaikan.

Tindak kejahatan yang semakin merajalela, konflik sosial yang berkepanjangan hingga kasus

korupsi yang dilakukan oleh para wakil rakyat yang tiada henti, merupakan keadaan nyata bahwa

hukum belum mampu membuat para pelaku jera. Bahkan jika ditinjau lagi, kasus­kasus demikian

bukannya semakin menurun justru semakin meningkat.

Contoh kasus kecil, seorang nenek yang dituduh mengambil 6buah piring milik majikannya

dipenjara  selama  6tahun  dengan  tuntutan  pasal  362KUHP  tentang  pencurian.  Tapi  ketika  kita

menilik  permasalahan  kasus  para  koruptor  yang  menyalah  gunakan  kewenangan  dan  jabatan

mereka  dengan seenaknya.  Sebagai  contoh  seorang  bupati  merugikan  Negara  miliyaran  rupiah

hanya mendapat hukuman 3 tahun penjara dan denda ganti rugi kepada Negara.

Bukankah dengan berbagai permasalahan yang ada bisa diselsesaikan dengan hukum?

Tentunya  semua  hal  itu  harus  dijerat  dengan  hukum  UUD  dan  harus  ditegakan  dengan

seadil­adilnya. Bapak Pemimpin Negara, semua keputusan dan kebijakan yang Bapak keluarkan,

menjadi penentu Negara Indonesia kita tercinta.

Saya sebagai salah satu rakyat  dinegara  ini,  menginginkan  hukum  menjadi  alat  yang  bisa

diandalkan  dan  ditegakkan.  Walaupun  semua  masalah  yang  ada  tidak  bisa  dimusnahkan

sepenuhnya.  Namun,  hukum  yang  tegas  pastinya  akan  memperkecil  kemungkinan  tindak

kejahatan.  Harmonisasi  Negara  bisa  terwujud  dan  semua  yang  menjadi  tujuan  Negara  bisa

dirasakan oleh rakyat Indonesia.

Dipenghujung surat ini, saya berdoa yang terbaik atas pengabdian Bapak terhadap Negara.

Semoga diberikan kebaikan yang berlimpah untuk Bapak, dan semua rakyat Indonesia. Aamiin

Sekian, surat saya ini

Terimakasih Bapak dan saya mohon maaf yang sebesar­besarnya…

0 komentar: