Kamis, 09 Januari 2014
Manusia
adalah makhluk sosial yang memiliki banyak kebutuhan. Kebutuhan
individu yang masih menempuh pendidikan atau seorang pelajar diantaranya adalah kebutuhan
untuk berprestasi.
Dalam
teori kebutuhan menurut MC Clelland kebutuhan berprestasi adalah suatu daya
dalam mental manusia untuk melakukan suatu kegiatan yang lebih baik, lebih
cepat, lebih efektif dan lebih efisien dari pada kegiatan yang dilaksanakan
sebelumnya (Sobur,2003).
Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut dapat diperoleh melalui suatu proses belajar. Belajar
secara sederhana dikatakan sebagai proses perubahan dari belum mampu menjadi
sudah mampu, dan kemampuan ini terjadi dalam jangka waktu tertentu (Irwanto,2002). Proses
belajar itu sendiri terjadi karena pelatihan atau pengalaman dan semua itu
terdapat dalam diri individu yang belajar kemudian menghasilkan perubahan dalam
perilakunya (Walgito,2005)
Selanjutnya dalam proses belajar
seorang pelajar memiliki motif dan motivasi untuk belajar. Giddens (1991:64)
mengartikan motif sebagai dorongan yang memberi energi pada tindakan manusia ke
arah pemuasan kebutuhan. Contoh seorang mahasiswa yang begitu tekun belajar
hingga larut malam tanpa menghiraukan rasa lelah yang ditimbulkan, itu
disebabkan karena adanya motif yang timbul pada individu tersebut (Sobur,2002). Motifasi dapat diartikan
sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan
aktifitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Motivasi selalu berkaitan
dengan soal kebutuhan, salah satunya kebutuhan untuk mencapai hasil
(Sardiman,1986)
Menurut
penulis bahwa dalam hal ini kebutuhan mencapai hasil dalam pelajar yakni
mencapai kebutuhan berprestasi yang baik. Dalam masalah belajar pada umumnya
yang menjadi persoalan adalah bagaimana hasil belajar. Jika hasilnya memuaskan
maka pada umumnya tidak akan menimbulkan masalah. Tapi sebaliknya jika hasil
belajar kurang memuaskan maka timbulah suatu masalah. Masalah itu merupakan
salah satu proses belajar, seperti yang diungkapkan dalam Teori Medan (Field Theory) Lewin
mengemukakan bahwa individu yang dalam situasi belajar berada dalam satu medan
atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan
yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat masalah atau hambatan yaitu dalam mempelajari
bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi masalah atau hambatan itu
yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Apabila hambatan itu telah
diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan masuk ke dalam
medan baru dan tujuan baru, demikian seterusnya (Hendrawati,2012).
Menurut penulis dalam teori Medan, belajar adalah berusaha mengatasi
masalah atau hambatan untuk mendapatkan pengalaman sebagai salah satu proses
belajar. Kegiatan proses belajar sebagai contoh adalah penyelesaian tugas-tugas
dari guru atau dosen, ujian semester, mencapai target nilai yang diinginkan dan
lain-lain, pada dasarnya merupakan masalah atau hambatan yang harus diatasi. Untuk mengatasi masalah dalam proses belajar yang ditimbulkan sekaligus
untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan diperlukan adanya motivasi dan kegiatan
belajar yang cocok untuk seorang pelajar. Kegiatan belajar
yang cocok untuk seorang pelajar adalah kegiatan belajar yang berkaitan dengan
teori belajar. Teori belajar dalam hal ini menuju kepada Pavlov yang menyimpulkan bahwa perilaku itu dapat dibentuk melalui kebiasaan (Walgito, 2005). Kemudian ciri
motivasi belajar yang perlu diperhatikan adalah ; tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, lebih senang bekerja
mandiri, menunjukan minat terhadap masalah (Sadirman,1986).
Penulis ingin menambahkan ilustrasi lainnya
sebagai berikut, seorang pelajar yangsetelah usai sekolah
ia akan langsung mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, tanpa menunda
sampai besok, mampu menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya, meluangkan
waktu untuk membaca buku dan berusaha memecahkan hal-hal sulit yang ada dibuku
tersebut sediri atau mengulang lagi setiap matapelajaran dengan ulet yang
diberikan oleh guru dirumah. Maka dari kebiasaan baik yang dilakukan oleh
pelajar itulah akan menghasilkan belajar yang baik. Dalam hubungan motivasi
belajar dengan kegiatan belajar yang benar sangatlah berhubungan untuk
menciptakan hasil belajar atau target kebutuhan yang memuaskan. Dalam hal ini
belajar untuk memotivasi diri sendiri adalah suatu dorongan penggerak yang ada
didalam diri dan direalisasikan dengan kegiatan belajar yang baik agar
tercipatanya prestasi yang baik.
·
DAFTAR PUSTAKA
Ø Sobur,A. (2003). Psikologi Umum dalamLintas Sejarah. Bandung: CV.Pustaka Setia.
Ø Irwanto. (2002). Psikologi Umum. Jakarta:PT.Prenhallindo.
Ø Walgito.B. (2005). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta:ANDI.
Ø Sardiman. (1986). Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.
Ø Hendrawati. (2012). Teori
Medan. Retrieved
on December 28, 2013 from:http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/05/teoribelajarkurtlewin.html