KAMI itu “GEDANG DEMPET”

Kamis, 02 Januari 2014

Kalau orang romawi punya cerita cinta romeo and juliet antara dua insan yang saling mencintai, dan dijaman masehi kesetiaan cinta khadijah kepada Nabi Muhammad SAW, aku punya cerita tentang persahabatan ku dengan nya. Namanya Ana.

Dia sahabat ku yang slalu menyejukan hatiku. Aneka warna hiasi alur cerita persahabatan ku dengannya.Gedang Dempet itulah julukan kami berdua, dalam bahasa indonesia yang berarti Pisang Dempet. Kedengarannya lucu, banyak orang bertanya kenapa dijuluki demikian? Karena dulu kita sama sama menyukai pisang jadilah gedang dan kata dempet sebenarnya karena kita yang selalu bersama dimana ada aku ada dia begitu sebaliknya. Persahabtan kita sangat menyenangkan, suka duka kita bersama. 5 tahun kita selalu bersama dari mulai bangku SMK, alhamdulillah Allah mentakdirkan aku untuk slalu bersamanya. Sekolah ditempat yang sama, 1 kelas hingga sekarang dibangku kuliah. Meskipun kita selalu bersama bukan berarti tak ada konflik diantara kita. Banyak sekali perbedaan diantara kita. Bahkan kompeks sekali, dari mulai pemikiran, kesukaan, hobi dll. Tapi dari sinilah persahabatan kami diuji dan menjadi lebih berwarna, banyak timbul masalah karena perbedaan pemikiran.

Diantara kami berdua akulah yang berperan sebagai bawang merah dan ana sebagai bawang putih. Aku selalu menjahilinya. Bahkan diantara kami aku yang bandel dan aku yang paling nakal sedang ana sangat pendiam, sabar dengan sifatku yang tak pernah mau diam. Seorang teman sambil tertawa sampai mengatakan “Na, aku ingin sekali lihat kamu membalas kejahilan si normi, hahaha. Aku dan ana hanya tertawa. Tapi senakalnya aku, tak pernah aku mengajaknya untuk nakal seperti apa yang aku lakukan. Dulu pernah membolos, tidak mengerjakan PR, makan dikantin, pacaran tapi tak pernah aku mengajaknya. Karena akupun tak ingin ia sepertiku. Kami terus bercanda, tertawa, melakukan hal baru bersama, berjuang bersama hingga sekarang kami kuliah di universitas dan dijurusan yang sama.

Setiap hari kita bersama, tapi tak pernah ada kata bosan. Setiap hari ada saja hal yang dapat membuat kita tertawa terbahak bahak, tertawa sampai terpingkal pingkal, dan ada saja hal yang bisa membuat kita bertengkar bahkan bermusuhan.

Ada suatu kejadian yang membuatku tersadar akan pentingnya suatu persahabatan. Kata kata bijak menjelaskan “ sahabat sejati itu bukan yang datang dikala kamu senang, sahabat itu bukan yang datang disaat kamu benar, tapi seorang sahabat yang sejati itu yang datang disaat kamu sedih, sendiri, ia datang dengan membawa sejuta kedamaian. Memberikan ketenangan memberikan kehangatan. Ia yang akan datang disaat kamu salah, ia akan datang menjadi motivatormu, penyemangatmu supaya kamu bangkit meskipun sesulit apapun kondisi mu.
Dan semua itu sudah aku dapatkan dari nya.

Suatu ketika, pada waktu itu pada saat aku ospek. Timbul suatu masalah yang membuat kami benar-benar menjauh, bahkan bisa dikatakan kami bermusuhan. Karena banyak teman baru, aku hampir lupa kalau aku punya sahabat. Aku terlalu sibuk dengan duniaku yang baru, bahkan kami yang satu kelaspun tak pernah bertegur sapa. Hanya pada suatu waktu akhirnya aku coba untuk berterus terang kepadanya. Kamu kenapa? Kenapa menjauhi aku? Ada yang salah? Kamu ini sensitif sekali gampang marah! dia hanya menjawab “kamu ini sudah berubah”
Berubaha bagaimana ? apa nya yang berubah, kamu saja yang tak mau menegurku tak mau sms kalau tidak disms. Apa itu , siapa sekarang yang berubah?

Setiap hari aku bermain dengan teman-teman baruku. Aku hampir melupakan bahwa aku punya sabahat. Akhirnya suatu hari aku melakukan kesalahan dan teman baruku juga menjauhi aku, mereka juga mulai sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Aku mulai terpuruk dengan keadaan itu, aku pikir aku punya sahabat baru yang menyayangi ku. Tapi aku salah, ia yang aku lupakan datang menantingku bangkit dari masalah ia memelukku menghapus air mata ku. Aku katakan “aku hampir saja kehilangan kamu”, kamu tak akan pernah kehilangan aku, aku sangat menyayangi kamu, kamu itu segalanya. Sahabat itu tak akan pernah berpisah bagaimanapun keadaannya “jawab ana dengan halus. Lalu aku memeluknya, betapa indahnya persabatanku.

Bagai cerita tentang rasa syurga ...
Kita bersama hingga saat ini. Aneka warna hiasi alur cerita persahabatan kita. Kau lah sahabat yang slalu menyejukan hatiku. Senantiasa membelai saat ku kecewa, padahal kaupun tengah dalam gelisah, senantiasa mendengarkan semua keluahanku, meski kaupun tengah dalam peluh.
Kau penuntun disaat ku terbuta, penerang saat aku berjalan dalam lorong gelap.. pendengar setia, motivator saat ku terpuruk. Ku ingin hanya ada canda tawa diantara kita,
Meski ku banyak kekurangan tak berniat kau jauhi ku, kekurang dewasaanku dan dengan segala keterbatasanku. Kebodohan dan amarahku seringkali membuatku takut kehilangan mu. Tapi kau tetap ulurkan tangan mu tak sedikitpun kau berniat tuk tinggalkan ku, dengan halang rintang dengan satu titik terang yaitu “PERSAHABATAN”
Yang entah bagaimana aku harus berucap terimakasih, tapi dalam setiap doaku selalu ada namamu yang aku pinta agar kau mendapatkan balasan dari semua ini..

Terimakasih Gedang Dempet ku ^_^ Sudahkah anda memiliki seorang ...“ SAHABAT “ ???

0 komentar: