Selasa, 01 Juli 2014
Naurmi Rojab Destiya
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Psikologi sosial dalam memberikan sumbangan
didunia pendidikan, hingga sampai saat ini memang masih sangat dibutuhkan. Kita
ketahui bahwa subjek dan objek pendidikan adalah manusia (peserta didik).
Setiap peserta didik memiliki keunikan masing – masing dan berbeda satu sama
lain. Oleh sebab itulah, dibidang pendidikan memerlukan psikologi sosial yang
membantu para guru untuk mengerti karakter anak-anak didiknya.
Peranan guru yang sangat penting dalam
pendidikan, adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan
yang dilakukan dalam situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan
perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya (Wrightaman,
1977 dalam Usman, 2011). Dengan adanya psikologi memberikan wawasan
bagaimana memahami perilaku individu dalam proses pendidikan dan bagaimana
membantu individu agar dapat berkembang secara optimal serta mengatasi
permasalahan yang timbul dalam diri individu (siswa) terutama masalah belajar
yang dalam hal ini adalah masalah dari segi pemahaman dan keterbatasan
pembelajaran yang dialami oleh siswa.
Adalah keharusan bagi setiap pendidik
yang bertanggung jawab, bahwa ia dalam melaksanakan tugasnya harus berbuat
dalam cara yang sesuai dengan “keadaan” si anak didik. Jika guru, hanya bisa
memberikan materi belajar dan tugas-tugas, tanpa memahami karakter dan keadaan
si anak didik seperti apa, tidak menutup kemungkinan ini akan menyebabkan stress
pada anak didik dan ketidak harmonisan hubungan antara siswa dan guru. Karena kurang
memahami satu dengan yang lain.
Oleh karena itu pengetahuan mengenai
psikologi anak didik dalam proses pendidikan adalah hal yang perlu dan penting
bagi setiap pendidik, sehingga seharusnya adalah kebutuhan setiap pendidik
untuk mengetahui pengetahuan mengenai psikologi pendidikan. Mengingat setiap
orang pada suatu saat tentu melakukan kegiatan mendidik, maka pada hakikatnya
psikologi pendidikan itu dibutuhkan setiap orang.
Kenyataan bahwa pada saat ini hanya para pendidik professional saja yang mempelajari psikologi pendidikan, hal ini bukanlah hal yang dapat dipandang selayaknya. Atau dengan kata lai, guru professional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya (Agus F. Tmyong, 1987 dalam Usman, 2011). Sebagai seorang pendidik, sudah selayaknya kita mengetahui aspek psikologi ini dalam pembelajaran. Karena dari psikologi ini lah tahap awal kita mendidik siswa untuk ruang lingkup kecerdasannya maupun emosionalnya. Harapannya dengan psikologi, pendidik bukan hanya sekedar melaksanakan pekerjaannya saja sebagai tenaga pendidikan, tapi lebih dari itu pendidik dapat mendidik siswanya mengatasi masalah-masalah belajar yang terjadi dengan psikologi. Serta mampu memahami keadaan” siswanya dengan baik.
Kenyataan bahwa pada saat ini hanya para pendidik professional saja yang mempelajari psikologi pendidikan, hal ini bukanlah hal yang dapat dipandang selayaknya. Atau dengan kata lai, guru professional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya (Agus F. Tmyong, 1987 dalam Usman, 2011). Sebagai seorang pendidik, sudah selayaknya kita mengetahui aspek psikologi ini dalam pembelajaran. Karena dari psikologi ini lah tahap awal kita mendidik siswa untuk ruang lingkup kecerdasannya maupun emosionalnya. Harapannya dengan psikologi, pendidik bukan hanya sekedar melaksanakan pekerjaannya saja sebagai tenaga pendidikan, tapi lebih dari itu pendidik dapat mendidik siswanya mengatasi masalah-masalah belajar yang terjadi dengan psikologi. Serta mampu memahami keadaan” siswanya dengan baik.